Kamis, 30 April 2020

Etika Bisnis


Secara pasti, gak ada yang bisa memastikan kapan sejarah etika ini mulai diberlakukan serta oleh siapa. Namun sekiranya jika ditarik lebih jauh pada zaman prasejarah, terdapat beberapa tokoh terkenal seperti Aristoteles, Plato dan beberapa filsuf Yunani lainnya yang mengamati interaksi perdagangan antar individu.
Lalu pada tahun 1960-an terhadap ilmu pendidikan yang membahas tentang manajemen dalam suatu bisnis atau perusahaan bernama Business and Society. Terdapat pembahasan tentang Corporate Social Responsibility (CSR).
Barulah pada tahun 1970-an di Amerika Serikat istilah ini dikenal banyak orang seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pada tahun 1996 di Tokyo, Jepang, barulah didirikan sebuah organisasi bernama International Society for Business, Economics, and Ethics yang secara khusus mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan etika berbisnis.
Etika bisnis adalah cara-cara di mana bisnis menjalankan aktivitas bisnisnya yang mencakup berbagai aspek, baik individu, perusahaan, dan masyarakat.
Etika bisnis merupakan pengetahuan tentang prosedur ideal untuk mengelola bisnis dengan cara memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal, ekonomi dan sosial.
Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan etika yang berlaku, misalnya mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
·         Jujur dalam berkomunikasi dan berperilaku
·         Memiliki komitmen dan memenuhi janji
·         Memiliki integritas
·         Memiliki kesetiaan/loyalitas
Beberapa ahli telah menjelaskan arti etika bisnis, termasuk:
Menurut Hill dan Jones
Etika bisnis adalah pengajaran untuk membedakan yang salah dan yang benar. Ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan membuat keputusan strategis terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Menurut Velasques
Etika bisnis adalah studi khusus tentang moral yang benar dan salah. Yang mana studi ini berkonsentrasi terhadap standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Tujuan Etika Bisnis
Etika bisa dikatakan sebagai sebuah standar atau pedoman dalam melakukan proses kegiatan bisnis. Oleh karenanya, ada tujuan utama yang lebih besar yaitu menjaga keteraturan, membangun sistem moral, dan memandu tingkah perilaku, di dalam organisasi perusahaan.
Baik untuk pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa harus menjunjung etika dalam berbisnis. Misalnya untuk atasan, mereka harus bisa menjunjung tinggi kebenaran sampai keadilan ke seluruh bawahannya dan juga klien yang mereka temui.
Kemudian untuk bawahan atau karyawan biasa, mereka harus bisa menjunjung tinggi kejujuran, dan kesetiaan terhadap perusahaan. Sikap ini harus diterapkan saat berinteraksi dengan sesama rekan kerja, hingga dengan pihak luar.
Manfaat Etika Bisnis
Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, manfaat yang bakal didapat oleh perusahaan adalah, seluruh proses bisnis bisa berjalan dengan lancar. Ketika proses bisnis berjalan lancar sesuai pedoman, otomatis bakal menarik dan mendatangkan banyak profit untuk perusahaan.
Namun, sebaliknya, bila etika dalam bisnis tidak dijalankan semestinya, maka tujuan-tujuan tersebut akan sulit tercapai. Hasilnya, proses bisnis bakal berjalan kacau balau, jauh dari profit yang diidam-idamkan.
Selain itu, apabila perusahaan menjunjung tinggi etika dalam bisnis, mereka akan mendapatkan kepercayaan dan citra yang baik dari pelanggan alias konsumen. Karena konsumen bakal merasa dilayani dengan baik tanpa ada penipuan.
Prinsip Etika Bisnis
Etika dalam berbisnis bisa menghasilkan beberapa standar-standar baru dalam melakukan kegiatan bisnis. Artinya ada batasan-batasan hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk mendukung proses bisnisnya. Etika bisnis biasanya memiliki beberapa prinsip, berikut ini penjabarannya.
Contoh Etika Bisnis
Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita bakal kasih beberapa contoh-contoh etika bisnis dalam perusahaan maupun di dalam berhubungan dengan pihak luar perusahaan.

1. Menjelaskan produk secara jujur ke klien
Misalnya perusahaan kamu menjual sebuah produk fesyen, bahan-bahan yang kamu gunakan di dalam sebuah produkmu menggunakan kain bekas tukang jahit atau kain perca. Kamu harus menyampaikannya dengan jujur bahwa produk tersebut sebagian terbuat dari kain perca dan lain-lainnya.

2. Jujur ke calon investor soal kondisi perusahaan
Kamu adalah seorang bos di sebuah startup. Tapi sayangnya, profit startup yang kamu rintis itu tidak memuaskan, dan kamu membutuhkan dana segar untuk operasionalnya. Cara mendapatkan dana segar tentu melakukan pendekatan ke calon-calon investor.
Nah, jangan cuma karena kamu pengin dapat dana segar, kamu memberitahukan kondisi perusahaan secara gak jujur. Misalnya, ketika profit bulan lalu kamu cuma mendapatkan Rp 10 juta, tapi kamu bilang ke calon investor profitnya Rp 100 juta, secara sengaja kemudian laporan keuangan dimanipulasi. Perilaku seperti itu sangat tidak etis bila diterapkan di dalam sebuah bisnis.
Karena namanya investor sejatinya ingin mencari keuntungan dari uang yang mereka gelontorkan. Mungkin keuntungannya tidak dari jangka pendek, tapi jangka panjang.

3. Tidak membocorkan rahasia perusahaan saat sudah resign
Loyalitas adalah salah satu prinsip yang harus dipegang dalam etika bisnis profesional. Salah satu bentuk loyalitas adalah, mau mematuhi perintah perusahaan dan atasan, dan yang terpenting tidak membongkar rahasia perusahaan ke pihak luar.
Nah untuk poin yang tidak membongkar rahasia perusahaan, itu harus dipegang erat meskipun kamu sudah bukan dari perusahaan itu lagi. Tidak ada sanksi yang jelas kalau aturan tersebut dilanggar, tapi yang pasti kamu telah melanggar etika di dalam dunia profesional.

4. Mengerjakan tugas yang diberikan atasan semaksimal mungkin
Saat kamu diberikan tugas oleh atasan, kerjakan semaksimal mungkin, jangan asal-asalan. Karena tugas tersebut pasti memiliki peran yang sangat penting dalam proses bisnis perusahaan secara keseluruhan.
Artinya apa yang kamu kerjakan meski porsinya kecil, bakal memberikan pengaruh besar ke organisasi. Itulah kewajibanmu sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan.

5. Menolak uang suap
Suap menyuap di dalam proses bisnis mungkin bukanlah hal yang rahasia lagi. Misalnya perusahaan sedang membuka tender untuk proyek tertentu, datanglah perusahaan yang berencana untuk masuk ke tender itu dan berharap lolos dengan menyogok salah satu petingginya. Perilaku tidak terpuji ini sudah jelas melanggar etika perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar