Kamis, 30 April 2020

Etika Bisnis


Secara pasti, gak ada yang bisa memastikan kapan sejarah etika ini mulai diberlakukan serta oleh siapa. Namun sekiranya jika ditarik lebih jauh pada zaman prasejarah, terdapat beberapa tokoh terkenal seperti Aristoteles, Plato dan beberapa filsuf Yunani lainnya yang mengamati interaksi perdagangan antar individu.
Lalu pada tahun 1960-an terhadap ilmu pendidikan yang membahas tentang manajemen dalam suatu bisnis atau perusahaan bernama Business and Society. Terdapat pembahasan tentang Corporate Social Responsibility (CSR).
Barulah pada tahun 1970-an di Amerika Serikat istilah ini dikenal banyak orang seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pada tahun 1996 di Tokyo, Jepang, barulah didirikan sebuah organisasi bernama International Society for Business, Economics, and Ethics yang secara khusus mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan etika berbisnis.
Etika bisnis adalah cara-cara di mana bisnis menjalankan aktivitas bisnisnya yang mencakup berbagai aspek, baik individu, perusahaan, dan masyarakat.
Etika bisnis merupakan pengetahuan tentang prosedur ideal untuk mengelola bisnis dengan cara memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal, ekonomi dan sosial.
Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan etika yang berlaku, misalnya mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
·         Jujur dalam berkomunikasi dan berperilaku
·         Memiliki komitmen dan memenuhi janji
·         Memiliki integritas
·         Memiliki kesetiaan/loyalitas
Beberapa ahli telah menjelaskan arti etika bisnis, termasuk:
Menurut Hill dan Jones
Etika bisnis adalah pengajaran untuk membedakan yang salah dan yang benar. Ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan membuat keputusan strategis terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Menurut Velasques
Etika bisnis adalah studi khusus tentang moral yang benar dan salah. Yang mana studi ini berkonsentrasi terhadap standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Tujuan Etika Bisnis
Etika bisa dikatakan sebagai sebuah standar atau pedoman dalam melakukan proses kegiatan bisnis. Oleh karenanya, ada tujuan utama yang lebih besar yaitu menjaga keteraturan, membangun sistem moral, dan memandu tingkah perilaku, di dalam organisasi perusahaan.
Baik untuk pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa harus menjunjung etika dalam berbisnis. Misalnya untuk atasan, mereka harus bisa menjunjung tinggi kebenaran sampai keadilan ke seluruh bawahannya dan juga klien yang mereka temui.
Kemudian untuk bawahan atau karyawan biasa, mereka harus bisa menjunjung tinggi kejujuran, dan kesetiaan terhadap perusahaan. Sikap ini harus diterapkan saat berinteraksi dengan sesama rekan kerja, hingga dengan pihak luar.
Manfaat Etika Bisnis
Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, manfaat yang bakal didapat oleh perusahaan adalah, seluruh proses bisnis bisa berjalan dengan lancar. Ketika proses bisnis berjalan lancar sesuai pedoman, otomatis bakal menarik dan mendatangkan banyak profit untuk perusahaan.
Namun, sebaliknya, bila etika dalam bisnis tidak dijalankan semestinya, maka tujuan-tujuan tersebut akan sulit tercapai. Hasilnya, proses bisnis bakal berjalan kacau balau, jauh dari profit yang diidam-idamkan.
Selain itu, apabila perusahaan menjunjung tinggi etika dalam bisnis, mereka akan mendapatkan kepercayaan dan citra yang baik dari pelanggan alias konsumen. Karena konsumen bakal merasa dilayani dengan baik tanpa ada penipuan.
Prinsip Etika Bisnis
Etika dalam berbisnis bisa menghasilkan beberapa standar-standar baru dalam melakukan kegiatan bisnis. Artinya ada batasan-batasan hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk mendukung proses bisnisnya. Etika bisnis biasanya memiliki beberapa prinsip, berikut ini penjabarannya.
Contoh Etika Bisnis
Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita bakal kasih beberapa contoh-contoh etika bisnis dalam perusahaan maupun di dalam berhubungan dengan pihak luar perusahaan.

1. Menjelaskan produk secara jujur ke klien
Misalnya perusahaan kamu menjual sebuah produk fesyen, bahan-bahan yang kamu gunakan di dalam sebuah produkmu menggunakan kain bekas tukang jahit atau kain perca. Kamu harus menyampaikannya dengan jujur bahwa produk tersebut sebagian terbuat dari kain perca dan lain-lainnya.

2. Jujur ke calon investor soal kondisi perusahaan
Kamu adalah seorang bos di sebuah startup. Tapi sayangnya, profit startup yang kamu rintis itu tidak memuaskan, dan kamu membutuhkan dana segar untuk operasionalnya. Cara mendapatkan dana segar tentu melakukan pendekatan ke calon-calon investor.
Nah, jangan cuma karena kamu pengin dapat dana segar, kamu memberitahukan kondisi perusahaan secara gak jujur. Misalnya, ketika profit bulan lalu kamu cuma mendapatkan Rp 10 juta, tapi kamu bilang ke calon investor profitnya Rp 100 juta, secara sengaja kemudian laporan keuangan dimanipulasi. Perilaku seperti itu sangat tidak etis bila diterapkan di dalam sebuah bisnis.
Karena namanya investor sejatinya ingin mencari keuntungan dari uang yang mereka gelontorkan. Mungkin keuntungannya tidak dari jangka pendek, tapi jangka panjang.

3. Tidak membocorkan rahasia perusahaan saat sudah resign
Loyalitas adalah salah satu prinsip yang harus dipegang dalam etika bisnis profesional. Salah satu bentuk loyalitas adalah, mau mematuhi perintah perusahaan dan atasan, dan yang terpenting tidak membongkar rahasia perusahaan ke pihak luar.
Nah untuk poin yang tidak membongkar rahasia perusahaan, itu harus dipegang erat meskipun kamu sudah bukan dari perusahaan itu lagi. Tidak ada sanksi yang jelas kalau aturan tersebut dilanggar, tapi yang pasti kamu telah melanggar etika di dalam dunia profesional.

4. Mengerjakan tugas yang diberikan atasan semaksimal mungkin
Saat kamu diberikan tugas oleh atasan, kerjakan semaksimal mungkin, jangan asal-asalan. Karena tugas tersebut pasti memiliki peran yang sangat penting dalam proses bisnis perusahaan secara keseluruhan.
Artinya apa yang kamu kerjakan meski porsinya kecil, bakal memberikan pengaruh besar ke organisasi. Itulah kewajibanmu sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan.

5. Menolak uang suap
Suap menyuap di dalam proses bisnis mungkin bukanlah hal yang rahasia lagi. Misalnya perusahaan sedang membuka tender untuk proyek tertentu, datanglah perusahaan yang berencana untuk masuk ke tender itu dan berharap lolos dengan menyogok salah satu petingginya. Perilaku tidak terpuji ini sudah jelas melanggar etika perusahaan.

Bentuk-Bentuk Kepemilikan Usaha


Usaha dalam adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau usaha lainnya, untuk mendapatkan laba. Berikut ini Beberapa Definisi Bisnis Menurut Para Ahli :
1.    Huat, T Chwee (1990)
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society.
2.     Steinford (1979)
Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
3.    Griffin dan ebert (1996)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.

Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis
Setelah mengerti apa itu bisnis, selanjutnya kita bahas tentang bentuk-bentuk kepemilikan bisnis yang ada di Indonesia yang terdiri dari usaha milik swasta maupun negara.
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang dimiliki oleh 1 orang saja. Sehingga pemilik perusahaan ini mempunyai tanggung jawab sekaligus kuasa tak terbatas atas perusahaan beserta aset-asetnya. Karena ialah yang memiliki, mengelola, sekaligus memimpin perusahaan tersebut. Semua risiko yang terjadi pada perusahaan, ia yang menanggungnya. Keuntungan dari bentuk bisnis ini antara lain:
·         Pemilik memiliki kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan perusahaan, sehingga keputusan dapat segera dilaksanakan tanpa ada hambatan perbedaan pendapat atau semacamnya.
·         Semua keuntungan perusahaan menjadi miliki ia pribadi sepenuhnya.
·         Pemilik lebih giat dan bekerja keras dalam menjalankan bisnis
·         Terjaminnya rahasia perusahaan
·         Syarat pendirian yang mudah dan sederhana dibanding bentuk bisnis yang lain
Selain keuntungan, perusahaan perseorangan memiliki beberapa kelemahan yaitu:
  • Seluruh aset pribadi turut menjadi jaminan atas utang-utang perusahaan karena tanggung jawab pemilik yang tidak terbatas
  • Pengelolaan manajemen cenderung rumit dan kompleks karena semua kegiatan manajemen hanya dilaksanakan oleh 1 orang pemilik perusahaan saja
  • Sumber dana perusahaan terbatas karena sangat tergantung pada kemampung sang pemilik perusahaan untuk mencari sumber-sumber dana
  • Kelangsungan perusahaan kurang terjamin, karena operasional perusahaan akan berhenti ketika (misal) pemilik perusahaan meninggal atau terjerat kasus hukum
Firma
Firma adalah bisnis yang terjalin atas persekutuan 2 orang atau lebih dengan menggunakan nama bersama dalam menjalankan usaha. Tanggung jawab dari setiap anggota firma tidak terbatas, dengan pembagian keuntungan atau pun pertanggungan kerugian yang sama oleh masing-masing anggota.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 16 mengatur tentang ketentuan terkait dengan firma, yang diperkuat melalui Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 16 dan 18 dengan inti yang menyebutkan hal-hal sebagai berikut :
·         Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
·         Seorang anggota tidak boleh memasukkan seseorang untuk menjadi anggota firma tanpa persetujuan dari seluruh anggota yang lain
·         Keanggotaan tidak bisa dipindahtangankan pada pihak lain selama anggota tersebut masih hidup
·         Tidak ada pemisahan harta pribadi dengan harta perusahaan karena tanggung jawab anggota yang tidak terbatas. Sehingga harta pribadi pun menjadi jaminan atas utang-utang firma
·         Anggota yang tidak menyetorkan dana sebagai modal namun berperan dalam usaha dan tenaga, maka ia akan mendapatkan bagian keuntungan maupun kerugian yang sama dengan anggota yang menyetor modal dana terkecil
Adapun keuntungan firma yaitu :
·         Pengelolaan manajemen yang lebih baik karena terdapat pembagian kerja pada anggota yang banyak
·         Syarat pendirian firma yang relatif mudah karena tidak perlu akta pendirian usaha
Memiliki banyak sumber dana atau modal bagi perusahaan sehingga jika mengajukan kredit akan mudah disebabkan kemampuan keuangan yang cukup besar dari banyak anggota.
Kelemahan firma adalah :
·         Harta pribadi menjadi jaminan atas utang perusahaan
·         Kerugian yang disebabkan oleh 1 orang anggota harus ditanggung bersama anggota firma yang lain
Kelangsungan usaha kurang terjamin karena apabila seorang anggota mengundurkan diri dari perjanjian usaha bersama, otomatis firma akan bubar.
Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
Perjan adalah bentuk bisnis negara yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat umum dengan memperhatikan faktor efisiensi. Perjan merupakan bagian dari Direktorat Jenderal sehingga memiliki hak pada fasilitas-fasilitas negara.
Status seluruh karyawan Perjan adalah pegawai negeri. Perjan memiliki hubungan hukum publik, artinya jika terjadi sengketa, Perjan berkedudukan sebagai pemerintah.
Perusahaan Daerah
Adalah bentuk bisnis dengan kepemilikan saham oleh pemerintah daerah dengan pemisahan harta antara milik perusahaan dengan milik negara. Tujuan perusahaan ini adalah untuk mencari keuntungan yang digunakan untuk pembangunan daerah.
Pengelolaan Perusahaan Daerah oleh kepala daerah setempat sesuai Surat Keputusan Menteri dalam Negeri no. 18 tahun 1969.






Rabu, 15 April 2020

Aspek Produksi dan Teknologi


Aspek teknik dan teknologi yaitu untuk meyakini secara teknis dan pilihan teknologi, mengenai rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan bisnis berjalan atau operasional secara rutin.
Teknologi untuk Produksi
Teknologi untuk memproduksi barang maupun jasa telah dan terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Kemajuan teknologi hendaknya berdampak efisiensi yang tinggi dalam proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Namun, selain terdapat keuntungan-keuntungan adapula kelemahan-kelemahan dalam hal perkembangan teknologi ini. Misalnya, perkembangan teknologi belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan exsternalnya.
Suatu produk tertentu biasanya dapat diproses dengan lebih dari satu cara. Dengan demikian, teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas. Patokan umum dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derjat mekanisasi yang di inginkan da manfaat ekonomi yang diharapkan. Beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan yang dipakai, keberhasilan pemakain teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.
Pemilihan teknologi proses produksi berarti memilih proses menghasilkan produk atau pelayanan, termasuk jenis teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Setelah keputusan pemilihan dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah menentukan denah, jenis peralatan, fasilitas penunjang, dan desain engineering yang diperlukan.
Pada dasarnya dikenal dua jenis teknologi proses produksi, yaitu :
Proses Kontinu
Proses ini umumnya dimaksudkan untuk menghasilkan volume output yang besar. Karena sifat operasinya yang berulang-ulang, maka dapat dicapai optimasi dan efisiensi yang tinggi dalam peggunaan sumber daya, baik peralatan maupun tenaga kerja. Contoh : pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan keperluan sehari-hari, seperti pesawat televisi, mesin cuci dan lain-lain. Industri-industri seperti kilang minyak, pupuk juga menerapkan proses kontinu.


Proses Intermitten atau Batch
Proses ini digunakan bila pabrik menangani bermacam-macam proses yang berbeda. Misalya satu set rangkaian peralatan tertentu disusun untuk memroses satu agregat atau batch produk tertentu, kemudian dihentikan dan di set kembali untuk memroses jenis produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri dari mesin-mesin yang berfungsi multipurpose sehingga lebih fleksibel, yaitu dapat memenuhi lebih dari satu variasi produk.
Ada berbagai macam faktor perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis teknologi, yaitu:
Pertama, jenis teknologi yang diajukan harus dapat menghasilkan mutu produksi yang dikehendaki pasar. Kedua, teknologi tersebut harus cocok dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai kapasitas produksi ekonomis yang telah ditentukan.
Pilihan jenis teknologi juga akan dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan pembantu yang diperlukan untuk penerapannya. Dalam studi kelayakan proyek hendaknya diperhatikan pula jenis dan jumlah tenaga ahli, bahan baku dan pembantu tersebut serta kemungkinan pengadaan dan biayanya, baik untuk jangka pendek maupun panjang.
Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output). Contoh kapasitas dari masukan (input), misalnya adalah kapasitas suatu perguruan tinggi dapat dilihat dari kemampuannya untuk menampung mahasiswa; kapasitas mesin komputer didasarkan pada jam kerja operasi per harinya. Contoh kapasitas dari keluaran (output) misalnya, pabrik tempe di ukur dari kemampuannya meghasilkan tempe; kapasitas perusahaan jasa rekrument ditentukan dalam penyeleksian calon karyawan.
Kapasitas produksi ekonomis adalah volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satuan waktu tertentu misalnya satu hari, bulan atau tahun secara menguntungkan. Menentukan kapasitas produksi ekonomis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, namun penting peranannya karena hasil yang ditentukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan didirikan. Di dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama yang erat antara para teknis dan ekonom. Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan baku, pembantu dan tenaga kerja inti dan tersedianya mesin dan peralatan di pasar (dalam atau luar negeri).
Ada kemungkinan besar produk yang akan dihasilkan masih merupakan barang baru di masyarakat; oleh karenanya dibutuhkan tahap pengenalan dan pembinaan pasar terlebih dahulu. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah walaupun pada tahun-tahun awal operasi belum dipergunakan kapasitas optimal, hendaknya diperhitungkan agar kapasitas produksi awal yang dipilih masih lebih besar dari perkiraan permintaan produk selama masa tersebut. Strategi ini diperlukan agar proyek dapat mengikuti perkembangan permintaan pasar secara cepat, yang berarti pula dapat menjaga agar saingan baru tidak mudah memperoleh kedudukan di pasar. Untuk menjaga agar proyek tidak merugi karena strategi ini, maka hendaknya diperhitungkan agar jumlah kelebihan kapasitas produksi masih di bawah tingkat titik impas (break even point) proyek yang direncanakan.

Aspek Desain Produk


Desain Produk adalah rangkaian usaha untuk mempelajari dan merencanakan benda pakai yang fungsional, ergonomis dan estetis sehingga menjadi lebih bernilai dan bermanfaat bagi penggunanya (konsumen). Biasanya produk yang telah dirancang akan diproduksi masal secara industri. Oleh karena itu terkadang bidang studi ini juga disebut sebagai desain industri.
Pengertian desain produk secara leksikal adalah aktivitas merancang suatu benda yang akan diolah dan diproduksi menjadi benda yang lebih bernilai dan bermanfaat. Produksi erat kaitannya dengan industri yang membutuhkan teknologi, manajemen, dan parameter teknis lainnya untuk dapat beroperasi.

Ruang Lingkup Desain Produk
Ruang lingkup yang digeluti oleh desain produk sangatlah luas, mulai dari kriya, alat peraga, alat transportasi, hingga ke perlengkapan rumah tangga. Jika dikelompokan secara umum, maka ruang lingkup Desain Produk dapat dibagi menjadi:
  1. Desain produk peralatan
  2. Desain perkakas lingkungan
  3. Desain alat transportasi
  4. Desain produk kerajinan (Kriya)
Pengertian Desain Produk berdasarkan Tujuan dan Fungsinya
        Pengertian desain produk menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190) adalah “layanan profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep beserta spesifikasinya yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk hingga ke sistemnya agar produk lebih menguntungkan bagi konsumen maupun produsen.
Terdengar komplit sekali bukan? Tidak heran jika desain produk harus memiliki kadar interdisiplin yang tinggi.
Ulrich & Eppinger (2008: 190) mengutip dari Drefyus (1967) menerangkan bahwa terdapat 5 tujuan penting dalam proses desain produk, yaitu :
Utility (Kegunaan) : Produk yang digunakan harus aman dan mudah pada saat digunakan.
Appearance (Tampilan) : Tampilan produk harus unik dan indah agar menjadi produk yang menarik.
Easy to maintenance (Kemudahan pemeliharaan) : Rancangan produk tidak hanya sebatas untuk penggunaannya saja, namun harus dirancang agar mudah untuk dirawat dan diperbaiki juga.
Low cost (Biaya Rendah) : Produk yang dirancang harus dapat diproduksi dengan biaya yang rendah agar dapat bersaing.
Communication (Komunikasi) : Desain produk harus dapat mengomunikasikan filosofi dan misi perusahaan atau perancang kepada

Fungsi Desain Produk
Desain produk sendiri secara objek memiliki fungsi:
1.      Menjadi identitas (brand) dari produk
2.      Melindungi produk (quality control)
3.      Menambah nilai produk
Rasanya sudah cukup jelas mengenai pengertian desain produk setelah kita menjelajahinya dari berbagai aspek pembentuknya.

Aspek Pemasaran


Pengertian aspek pemasaran adalah faktor penting yang dijadikan sebagai kunci dari keberhasilan perusahaan khususnya dalam memetakan pasar. Aspek pemasaran dalam pengelolaan usaha sama halnya dengan aspek pemasaran dalam studi kelayakan bisnis yang dirancang dan diperhatikan sebelum kita memulai usaha.
Sama halnya dengan aspek pemasaran dalam kewirausahaan, aspek-aspek pemasaran dalam hal ini digunakan untuk mengembangkan usaha yang ada ditinjau dari segi pemasaran.
Adapun contoh aspek pasar dan pemasaran yang akan dibahas pada artikel ini adalah :
  1. Spesifikasi Produk
  2. Segmentasi Pasar
  3. Analisa dan Peramalan Permintaan
  4. Analisa Pesaing
  5. Penentuan Harga Jual
  6. Promosi
  7. Negosiasi
  8. Distribusi
Contoh aspek pemasaran yang pertama adalah spesifikasi produk. Produk adalah setiap hal berupa barang maupun jasa yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhan konsumen.
Keputusan-keputusan tentang produk dalam aspek pemasaran mencakup bentuk penawaran secara fisik, merknya, kemasaran, garansi, dan servis purna jual.
Pengembangan produk dapat dilakukan setelah mengetahui keperluan dan keingingan pasarnya. Jika masalah ini telah selesai maka keputusan mengenai harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
Selain itu produk juga tidak selalu diidentikan dengan barang. Produk yang tidak berwujud disebut dengan jasa.
Jasa ialah segala tindakan maupun unjuk kerja yang ditawarkan ke pihak lain yang intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Penentuan spesifikasi produk dapat dilihat dari kondisi pasar yang ada dengan melakukan analisis aspek pemasaran yang lainnya.
Apabila analisis aspek pemasaran pada spesifikasi produk dan Product Differentiation didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan di antara produk-produk, maka segmentasi pasar didasarkan pada pemisahan atau pengkhususan diantara para calon konsumen sebagai pasar.
Pada kenyataannya, pasar itu bersifat heterogen oleh karena itu sulit kiranya bagi perusahaan untuk memasarakan produknya (kecuali produk tertentu seperti garam) tanpa mengadakan segmentasi pasar.
Pada kasus seperti ini perusahaan harus dapat menentukan beberapa segmen pasar dan kemudian baru mengalokasikan sumber-sumber ke segmen tersebut.
Adapun definisiegmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
Jadi perusahaan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar tertentu dimana tiap-tiap segmen tersebut memiliki sifat homogen. Hal ini disebabkan karena dalam kenyataanya masih terdapat produk yang memiliki sifat heterogen pada seluruh pasar atau produk tersebut hanya diperlukan oleh kelompok pasar tertentu saja.
Sedangkan homogenitas pada tiap segmen dikarenakan terdapat differensiasi pada cara dalam membeli, cara dalam menggunakan produk, keperluan pemakai, alasan dilakukan pembelian, tujuan pembelian itu sendiri dan sebagainya.
Jadi segmentasi ini merupakan proses yang menyeluruh di mana perusahaan harus memperhatikan pembelian dari masing-masing segmen. Paling tidak usahanya akan lebih ekonomis dapabila unit-unit pembelian itu dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok saja. Ini semua tidak terlepas dari usaha mencapai laba maksimum.


Kriteria Segmentasi
Pada aspek pemasaran segmentasi pasar, manajemen harus memiliki kriteria tertentu agar menempatkannya dalam posisi yang lebih baik. Setiap kriteria yang dipakai harus dibuat ukuran-ukurannya.
Tingkat permintaan rata-rata untuk suatu merk harus berbeda antara segmen yang satu dan lainnya. Begitu pula tingkat sensitivitas pembeli terhadap kebijaksanaan promosi dan pemasaran perusahaan.
Selain itu media pengiklanan tertentu harus tersedia sesuai dengan segmentasi pasar supaya segmen tersebut dapat dicapai secara efisien. Pada akhirnya segmen harus cukup besar sehingga strategi dapat diutamakan untuk peningkatan laba.
Faktor-faktor yang digunakan untuk menyusun aspek pemsaran segmentasi pasar adalah :
  • Demografi
Seperti umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukaan, pendidikan dan sebagainya.
  • Tingkat Penghasilan
  • Sosiologis
Seperti kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan sebagainya
  • Psikologis/psikhografis
Seperti kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan dan sebagainya.
  1. Syarat-syarat mengadakan segmentasi
Segmen pasar yang memiliki ciri khas ialah segmen yang belum terlayani maupun telah terlayani namun belum maksimal.
Terdapat 3 faktor dalam mendukung usaha segmentasi untuk lebih efektif, diantaranya :
Measurability
Tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli. Sejauh mana sifat tersebut dapat dikukur. Misalkan untuk mengukur jumlah pembeli mobil yang pembeliannya didorong oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi ataukah status atau kualitas.
  • Accesibility
Tingkat dimana perusahaan iru secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilihnya. Misalkan kegiatan periklanannya belum tentu sama antara segmen yang lama dengan segmen yang baru.
  • Substaintiality
Tingkat dimana segmen itu adalah luas dan cukup untuk melakukan kegiatan pemasaran tersendiri.