Secara pasti, gak ada yang bisa memastikan kapan
sejarah etika ini mulai diberlakukan serta oleh siapa. Namun sekiranya jika
ditarik lebih jauh pada zaman prasejarah, terdapat beberapa tokoh terkenal
seperti Aristoteles, Plato dan beberapa filsuf Yunani lainnya yang mengamati
interaksi perdagangan antar individu.
Lalu pada tahun 1960-an terhadap ilmu pendidikan yang
membahas tentang manajemen dalam suatu bisnis atau perusahaan bernama Business
and Society. Terdapat pembahasan tentang Corporate Social Responsibility (CSR).
Barulah pada tahun 1970-an di Amerika Serikat istilah
ini dikenal banyak orang seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pada
tahun 1996 di Tokyo, Jepang, barulah didirikan sebuah organisasi bernama
International Society for Business, Economics, and Ethics yang secara khusus
mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan etika berbisnis.
Etika bisnis adalah cara-cara di mana bisnis
menjalankan aktivitas bisnisnya yang mencakup berbagai aspek, baik individu,
perusahaan, dan masyarakat.
Etika bisnis merupakan pengetahuan tentang prosedur
ideal untuk mengelola bisnis dengan cara memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal, ekonomi dan sosial.
Setiap perusahaan harus memperhatikan dan menjalankan
etika yang berlaku, misalnya mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
·
Jujur dalam
berkomunikasi dan berperilaku
·
Memiliki komitmen
dan memenuhi janji
·
Memiliki
integritas
·
Memiliki
kesetiaan/loyalitas
Beberapa ahli telah menjelaskan arti etika bisnis,
termasuk:
Menurut Hill dan
Jones
Etika bisnis adalah pengajaran untuk membedakan yang
salah dan yang benar. Ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan membuat keputusan strategis terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
Menurut Velasques
Etika bisnis adalah studi khusus tentang moral yang
benar dan salah. Yang mana studi ini berkonsentrasi terhadap standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Tujuan Etika
Bisnis
Etika bisa dikatakan sebagai sebuah standar atau
pedoman dalam melakukan proses kegiatan bisnis. Oleh karenanya, ada tujuan
utama yang lebih besar yaitu menjaga keteraturan, membangun sistem moral, dan
memandu tingkah perilaku, di dalam organisasi perusahaan.
Baik untuk pengusaha, atasan, maupun karyawan biasa
harus menjunjung etika dalam berbisnis. Misalnya untuk atasan, mereka harus
bisa menjunjung tinggi kebenaran sampai keadilan ke seluruh bawahannya dan juga
klien yang mereka temui.
Kemudian untuk bawahan atau karyawan biasa, mereka
harus bisa menjunjung tinggi kejujuran, dan kesetiaan terhadap perusahaan.
Sikap ini harus diterapkan saat berinteraksi dengan sesama rekan kerja, hingga
dengan pihak luar.
Manfaat Etika Bisnis
Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, manfaat yang bakal
didapat oleh perusahaan adalah, seluruh proses bisnis bisa berjalan dengan
lancar. Ketika proses bisnis berjalan lancar sesuai pedoman, otomatis bakal
menarik dan mendatangkan banyak profit untuk perusahaan.
Namun, sebaliknya, bila etika dalam bisnis tidak
dijalankan semestinya, maka tujuan-tujuan tersebut akan sulit tercapai.
Hasilnya, proses bisnis bakal berjalan kacau balau, jauh dari profit yang
diidam-idamkan.
Selain itu, apabila perusahaan menjunjung tinggi etika
dalam bisnis, mereka akan mendapatkan kepercayaan dan citra yang baik dari
pelanggan alias konsumen. Karena konsumen bakal merasa dilayani dengan baik
tanpa ada penipuan.
Prinsip Etika
Bisnis
Etika dalam berbisnis bisa menghasilkan beberapa
standar-standar baru dalam melakukan kegiatan bisnis. Artinya ada
batasan-batasan hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
untuk mendukung proses bisnisnya. Etika bisnis biasanya memiliki beberapa
prinsip, berikut ini penjabarannya.
Contoh Etika Bisnis
Untuk lebih jelasnya, berikut ini kita bakal kasih
beberapa contoh-contoh etika bisnis dalam perusahaan maupun di dalam
berhubungan dengan pihak luar perusahaan.
1. Menjelaskan produk secara jujur ke klien
Misalnya perusahaan kamu menjual sebuah produk fesyen,
bahan-bahan yang kamu gunakan di dalam sebuah produkmu menggunakan kain bekas
tukang jahit atau kain perca. Kamu harus menyampaikannya dengan jujur bahwa
produk tersebut sebagian terbuat dari kain perca dan lain-lainnya.
2. Jujur ke calon investor soal kondisi perusahaan
Kamu adalah seorang bos di sebuah startup. Tapi
sayangnya, profit startup yang kamu rintis itu tidak memuaskan, dan kamu
membutuhkan dana segar untuk operasionalnya. Cara mendapatkan dana segar tentu
melakukan pendekatan ke calon-calon investor.
Nah, jangan cuma karena kamu pengin dapat dana segar,
kamu memberitahukan kondisi perusahaan secara gak jujur. Misalnya, ketika
profit bulan lalu kamu cuma mendapatkan Rp 10 juta, tapi kamu bilang ke calon
investor profitnya Rp 100 juta, secara sengaja kemudian laporan keuangan
dimanipulasi. Perilaku seperti itu sangat tidak etis bila diterapkan di dalam
sebuah bisnis.
Karena namanya investor sejatinya ingin mencari
keuntungan dari uang yang mereka gelontorkan. Mungkin keuntungannya tidak dari
jangka pendek, tapi jangka panjang.
3. Tidak membocorkan rahasia perusahaan saat sudah
resign
Loyalitas adalah salah satu prinsip yang harus
dipegang dalam etika bisnis profesional. Salah satu bentuk loyalitas adalah,
mau mematuhi perintah perusahaan dan atasan, dan yang terpenting tidak
membongkar rahasia perusahaan ke pihak luar.
Nah untuk poin yang tidak membongkar rahasia
perusahaan, itu harus dipegang erat meskipun kamu sudah bukan dari perusahaan
itu lagi. Tidak ada sanksi yang jelas kalau aturan tersebut dilanggar, tapi
yang pasti kamu telah melanggar etika di dalam dunia profesional.
4. Mengerjakan tugas yang diberikan atasan semaksimal
mungkin
Saat kamu diberikan tugas oleh atasan, kerjakan
semaksimal mungkin, jangan asal-asalan. Karena tugas tersebut pasti memiliki
peran yang sangat penting dalam proses bisnis perusahaan secara keseluruhan.
Artinya apa yang kamu kerjakan meski porsinya kecil,
bakal memberikan pengaruh besar ke organisasi. Itulah kewajibanmu sebagai
seorang karyawan di sebuah perusahaan.
5. Menolak uang suap
Suap menyuap di dalam proses bisnis mungkin bukanlah
hal yang rahasia lagi. Misalnya perusahaan sedang membuka tender untuk proyek
tertentu, datanglah perusahaan yang berencana untuk masuk ke tender itu dan
berharap lolos dengan menyogok salah satu petingginya. Perilaku tidak terpuji
ini sudah jelas melanggar etika perusahaan.