Nama : M Luthfiansyah
Universitas : Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
I. Pengertian
Universitas : Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
I. Pengertian
Stratifikasi atau
stratification berasal dari kata strata atau stratum yang artinya lapisan.
Sosial Stratification sering diterjemahkan menjadi Lapisan Masyarakat. Sejumlah
individu yang memiliki kedudukan (status) yang sama menurut ukuran
masyarakatnya, di dalam lapisan atau stratum.
Menurut Pitirim A Sorokin
: Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis). Sedangkan menurut Theodorson, dkk di dalam
Dictionary of Sociology : Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status yang
permanen yang terdapat di sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke
masyarakat) di dalam perbedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
II. Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial
Didalam organisasi
primitif dimana belum mengenal tulisan pelapisan sosial sudah ada. Wujud
pelapisan sosial tersebut dalam bentuk sebagai berikut :
Adanya kelompok
berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan hak-hak dan kewajiban;
Adanya pemimpin yang
saling berpengaruh;
Adanya orang-orang yang
dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindunga hukum (cutlaw men);
Adanya pembagian kerja di
dalam suku itu sendiri;
Adanya perbedaan standar
ekonomi.
III. Terjadinya Pelapisan Sosial
Terjadi dengan sendirinya
:
Proses ini berjalan
sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu tersendiri bukan berdasarkan atas
kesengajaan yang disusun oleh masyarakat tersebut. Oleh karena ketidaksengajaan
bentuk lapisan sosial tersebut bermacam-macam menurut tempat dan kebudayaan
masyarakat itu sendiri. Karena pelapisan terjadi dengan sendirinya maka
kedudukan seseorang dalam suatu strata terjadi secara otomatis. Misalnya karena
seseorang tersebut memiliki usia yang lebih tua, dikarenakan kepandaiannya yang
lebih atau dianggap lebih sakti.
Terjadi dengan disengaja
:
Sistem pelapisan sosial
yang disengaja ditunjukan untuk tujuan bersama. Didalam pelapisan ini adanya
pembagian wewenang dan kekuasaan yang jelas. Misalnya di dalam organisasi,
partai politik, pemerintahan, perusahaan besar, dan lain-lain. Di dalam sistem
organisasi mengandung dua sistem yaitu :
Sistem fungsional :
Pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus
berkerja sama dengan kedudukan yang tingkatnya sederajat. Misalnya di dalam
organisasi perkantoran.
Sistem saklar : Pembagian
kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah menuju ke atas (vertikal).
Pembagian kekuasaan
berdasarkan sistem baik fungsional maupun saklar masing-masing memiliki
kelemahan.
IV. Pelapisan Sosial Menurut Sifatnya
Sistem Pelapisan
Masyarakat Yang Tertutup
Di dalam sistem ini
pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah
tidak mungkin terjadi, kecuali kejadian istimewa. Dalam sistem ini untuk
menjadi anggota masyarakat adalah melalui kelahiran. Misalnya di India, bisa
kita temui sistem lapisan ini yang masyarakatnya mengenal kasta. Masyarakat itu
sendiri terbagi dalam :
1.
Kasta Brahma,yaitu
golongan pendeta yang memberikan rohani atau menjadi panutan untuk menunju
jalan kebenenaran intinya kasta ini yang mengatur urusan religi
2.
Kasta Kstaria,
yaitu golongan bangsawan yang kaya,tentara dan prajurit kerajaan.
3.
Kasta Waisya,yaitu
golongan pedagang dan petani-petani
4.
Kasta sudra, yaitu
golongan rakyat jelata
Paria, golongan yang tidak memiliki kasta,pekerjaan mereka cendrung berprofesi
sebagai budak,gelandangan, dan peminta-peminta.
Sistem stratifikasi
sosial yang tertutup biasanya juga kita temui di masyarakat feodal atau
masyarakat yang berdasarkan realisme. Seperti di Afrika Selatan yang terkenal
dengan politik apartheid atau perbedaan warna kulit yang disahkan dengan
undang-undang.
Sistem Pelapisan Masyarakat Yang Terbuka
Dalam sistem ini setiap
anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk masuk ke lapisan yang ada
dibawahnya atau yang berada di atasnya. Sistem yang demikian dapat kita temui
di Indonesia saat ini. Sistem dimana setiap orang bisa menduduki suatu jabatan
tertentu berdasarkan kemampuan dan pengalaman tetapi seseorang terebut bisa
turun dari jabatannya bisa tidak mampu mempertahankannya. Status yang bisa didapatkan dengan usaha
sendiri disebut Achieve Status.
Contoh Masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang
telah mengala gelombang modernisasi.
Sistem Pelapisan Masyarakat Campuran
Dua sifat utama dari
stratifikasi sosial telah dikemukakan di atas, yakni terbuka dan tertutup.
Walaupun demikian, dalam kenyataan sehari-hari stratifikasi sosial dalam
masyarakat tidak hanya selalu bersifat terbuka atau tertutup, akan tetapi juga
bersifat campuran (gabungan) di antara keduanya.
Dalam masyarakat terdapat
unsur-unsur yang menggabungkan antara sifat yang terbuka dan tertutup. Misalnya
dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya menerapkan sistem
stratifikasi sosial tertutup, namun dalam bidang-bidang atau unsur-unsur sosial
lainnya seperti ekonomi, budaya, dan lain-lain menggunakan sistem stratifikasi
sosial terbuka. Contohnya dalam masyarakat Bali. Dalam bidang budaya dikenal
sistem atau budaya kasta yang tertutup dan tidak memungkinkan anggota
masyarakat berpindah kedudukan sosialnya. Namun di bidang lain, misalnya bidang
ekonomi, masyarakat Bali tidak mengenal kasta dan bersifat terbuka, artinya
tinggi rendahnya kedudukan sosial yang dimiliki oleh anggota masyarakat
tegantung pada kemampuan dan kecakapannya.
V. Teori Tentang Pelapisan Sosial.
Arisoteles membagi
masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni :
a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan c. golongan miskin.
a. Kelas atas :
1. Kelas atas atas (AA)
2. Kelas atas menengah
(AM)
3. Kelas ata bawah (AB)
b. Kelas menengah
1. Kelas menengah atas
(MA)
2. Kelas menengah
menengah (MM)
3. Kelas menengah bawah
(MB)
c. Kelas bawah
1. Kelas bawah atas (BA)
2. Kelas bawah menengah
(BM)
3. Kelas bawah bawah (BB)
VI. Contoh Stratifikasi di Masyarakat Indonesia
Contoh lapisan sosial
pada masyarakat Aceh. Sistem stratifikasi ini menganut sistem lapisan sosial
tertutup. Yaitu berdasarkan kelahiran.
1. Keturunan raja atau
bangsawan
2. Golongan kedua
meliputi olei baalang
3. Rakyat biasa
Lapisan Raja berasal dari
keturunan raja-raja yang memegang kekuasaan kerajaan. Raja dan keturunannya
dianggap sebagai lapisan elite. Maka lapisan raja dihormati karena kekuasaan
dan keturunan-keturunan mereka. Hingga sekarang penghormatan masyarakat kepada
keturunan raja-raja masih tampak dalam pergaulan hidup sehari-hari seperti
mengenai panggilan. Panggilan yang lazim kepada keturunan raja dalam kehidupan
sehari-hari disebut ampon, bila laki-laki, dan cut nyak (cut) bila perempuan.
Walaupun perbedaan-perbedaan yang lain tidak tampak lagi antara keturunan raja
dengan orang biasa.
Di bawah lapisan raja,
terdapat lapisan Ulee balang, sebagai wakil raja untuk daerah-daerah kerajaan
kecil. Maka kadang kadang untuk seorang ulee balang disebut juga dengan ulee
balang cut. Di samping lapisan itu terdapat juga lapisan yang menentukan dalam
bidang agama. Maka pada tiap-tiap kerajaan muncullah golongan ulama. Dan
lapisan yang paling bawah adalah lapisan rakyat biasa.
Kesimpulan :
Bahwa setiap manusia memiliki pelapisan yang berbeda - beda ada yang rendah dan ada yang tinggi. Proses ini berjalan
sesuai dengan tersendiri bukan berdasarkan atas
kesengajaan contohnya seperti orang yang lebih tua memiliki kepandaian yang lebih. Tetapi ada juga yang terjadi dengan disengaja contohnya seperti pembagian kerja. Dengan perbedaan ini agar manusia saling menghargai saling mengenali. Karena Tuhan menciptakan perbedaan agar kita umat manusia saling bertoleransi, saling membantu dan memahami perbedaan.
Sumber:
http://prisdanaga.blogspot.co.id/2015/11/pelapisan-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar