Begitulah kalimat yang
saya ciptakan untuk mengingat kembali arti traveling itu sendiri. Berbagai
macam hal-walau pergi ke tempat yang sama-pasti akan ada unsur kejutan yang
belum pernah kita temui sebelumnya.
Dengan prinsip
backpacking bersama tim saya yaitu TasKecil, saya menetap empat hari di bagian
Selatan Jogja. Berbagai pantai saya telusuri. Tapi sebelum memasuki daerah
jejeran pantai, saya menuju ke Goa Pindul yang mulai terkenal itu. Tentu
atraksi utama mereka adalah cave tubing. Menikmati goa yang sudah ada sejak 500
tahun yang lalu. Pahatan batu dan granit yang membuat kita bertanya entah
kenapa bisa berbentuk seperti manusia maupun binatang didalam. Asyiknya lagi,
kita bisa berenang di satu-satunya spot yang terkena cahaya matahari. Terjun
dan berenang di dalam gua tua, kapan lagi?
Kemudian mereka juga
menyediakan atraksi river tubing. Menikmati ketenangan arus sungai yang panjang
hingga empat kilo. Dan hal yang paling menarik dari river tubing ini adalah
kita sempat berhenti di salah satu spot dimana kita bisa melompat dari tebing
setinggi 9 meter. Menegangkan sekaligus pengalaman tak terlupakan. Menurut saya
bilamana kamu ingin menguji nyalimu, ini adalah langkah awal yang tepat. Kamu
pikir dari bawah sepertinya pendek, tapi pas kamu sudah sampai atas..dijamin
kamu mikir dua kali haha..
Setelah saya menaruh
barang di hotel, saya bersama tim saya tidak mau ketinggalan sunset di
penginapan kami, Pantai Baron. Memang disini tak begitu bagus, tapi saya mau membagi
rahasia untuk menikmati keindahan sunset dari atas bukit pantai itu. Ketika
kamu sampai pantai Baron, coba kamu lihat ada pintu gapura kecil yang terbuat
dari batu di sebelah kanan, naiklah keatas dan nikmati Pantai Selatan Jogja
dengan ketenangan gunung membentang tanpa gangguan sedikitpun.
Waisak Borobudur
Setelah empat hari puas
mendalami pantai, saya pun meluncur ke kota, tepatnya ke Borobudur. Yes! Tujuan
utama saya dalam perjalanan ini ingin melihat prosesi ritual keagamaan Budha,
hari Waisak. Untungnya saya datang agak siangan, macet total yang sangat
menghambat masuk kedalam cukup membuat saya gerah. Ketika masuk kedalam juga
yang terlihat hanya lautan manusia. Kemudian saya bergegas untuk kebelakang
Borobudur untuk melihat prosesi mereka. Terlihat para pemeluk agama budha yang
sangat khusyuk menjalani ritual mereka merupakan pemandangan yang indah bagi
saya.
Jalan - Jalan di Malioboro
Ketika berkunjung ke
Jogja tidak lengkap apabila tidak keliling Malioboro dan sekitarnya. Dari
melihat beberapa pernak-pernik khas Jogja hingga kuliner yang menawarkan
kelelawar mungil di jajanan pinggir jalan. Dan perlu saya tambahkan, kamu perlu
berkunjung ke museum Benteng Vredeburg, yang dimana lengkap memberi info
mengenai sejarah Indonesia (Yang menurut saya juga tak kalah keren museumnya
dibanding di Singapura). Tidak lupa saya juga mengunjungi Keraton dan komplek
Taman Sari yang sangat eksotis. Terakhir saya tutup dengan menuju ke alun-alun
Selatan untuk mencoba melewati dua pohon beringin dengan menutup mata. Konon
apabila kamu berhasil menebus lurus, kamu akan mendapatkan apa saja yang kamu
inginkan. O iya jangan lupa untuk mencoba “odong-odong” yang dimodifikasi
bersama lampu warna-warni dan berbagai bentuk lucu yang membuat kendaraan
sepeda ini semakin unik.
Begitulah perjalanan
saya. Tidak ada kata tidak menemukan hal baru di tempat yang sama. Thats what
traveling is, selalu ada saja membuat kita terhibur dengan cara yang tidak
disangka-sangka.