Rabu, 12 Oktober 2016

Byutipulnya Kota Yogyakarta !!!

Kisah perjalanan tak musti mengenai fenomena alam atau sebuah kultur masyarakat tertentu, keajaiban dalam perjalanan tradisi berdoa juga mampu menggugah hidup kita. Keindahan dalam ketenangan ritual memiliki arti tersendiri.

Pantai Selatan Jogja

Begitulah kalimat yang saya ciptakan untuk mengingat kembali arti traveling itu sendiri. Berbagai macam hal-walau pergi ke tempat yang sama-pasti akan ada unsur kejutan yang belum pernah kita temui sebelumnya. 

Dengan prinsip backpacking bersama tim saya yaitu TasKecil, saya menetap empat hari di bagian Selatan Jogja. Berbagai pantai saya telusuri. Tapi sebelum memasuki daerah jejeran pantai, saya menuju ke Goa Pindul yang mulai terkenal itu. Tentu atraksi utama mereka adalah cave tubing. Menikmati goa yang sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Pahatan batu dan granit yang membuat kita bertanya entah kenapa bisa berbentuk seperti manusia maupun binatang didalam. Asyiknya lagi, kita bisa berenang di satu-satunya spot yang terkena cahaya matahari. Terjun dan berenang di dalam gua tua, kapan lagi?

Kemudian mereka juga menyediakan atraksi river tubing. Menikmati ketenangan arus sungai yang panjang hingga empat kilo. Dan hal yang paling menarik dari river tubing ini adalah kita sempat berhenti di salah satu spot dimana kita bisa melompat dari tebing setinggi 9 meter. Menegangkan sekaligus pengalaman tak terlupakan. Menurut saya bilamana kamu ingin menguji nyalimu, ini adalah langkah awal yang tepat. Kamu pikir dari bawah sepertinya pendek, tapi pas kamu sudah sampai atas..dijamin kamu mikir dua kali haha..

Setelah saya menaruh barang di hotel, saya bersama tim saya tidak mau ketinggalan sunset di penginapan kami, Pantai Baron. Memang disini tak begitu bagus, tapi saya mau membagi rahasia untuk menikmati keindahan sunset dari atas bukit pantai itu. Ketika kamu sampai pantai Baron, coba kamu lihat ada pintu gapura kecil yang terbuat dari batu di sebelah kanan, naiklah keatas dan nikmati Pantai Selatan Jogja dengan ketenangan gunung membentang tanpa gangguan sedikitpun.

Waisak Borobudur

Setelah empat hari puas mendalami pantai, saya pun meluncur ke kota, tepatnya ke Borobudur. Yes! Tujuan utama saya dalam perjalanan ini ingin melihat prosesi ritual keagamaan Budha, hari Waisak. Untungnya saya datang agak siangan, macet total yang sangat menghambat masuk kedalam cukup membuat saya gerah. Ketika masuk kedalam juga yang terlihat hanya lautan manusia. Kemudian saya bergegas untuk kebelakang Borobudur untuk melihat prosesi mereka. Terlihat para pemeluk agama budha yang sangat khusyuk menjalani ritual mereka merupakan pemandangan yang indah bagi saya.

Jalan - Jalan di Malioboro 

Ketika berkunjung ke Jogja tidak lengkap apabila tidak keliling Malioboro dan sekitarnya. Dari melihat beberapa pernak-pernik khas Jogja hingga kuliner yang menawarkan kelelawar mungil di jajanan pinggir jalan. Dan perlu saya tambahkan, kamu perlu berkunjung ke museum Benteng Vredeburg, yang dimana lengkap memberi info mengenai sejarah Indonesia (Yang menurut saya juga tak kalah keren museumnya dibanding di Singapura). Tidak lupa saya juga mengunjungi Keraton dan komplek Taman Sari yang sangat eksotis. Terakhir saya tutup dengan menuju ke alun-alun Selatan untuk mencoba melewati dua pohon beringin dengan menutup mata. Konon apabila kamu berhasil menebus lurus, kamu akan mendapatkan apa saja yang kamu inginkan. O iya jangan lupa untuk mencoba “odong-odong” yang dimodifikasi bersama lampu warna-warni dan berbagai bentuk lucu yang membuat kendaraan sepeda ini semakin unik.


Begitulah perjalanan saya. Tidak ada kata tidak menemukan hal baru di tempat yang sama. Thats what traveling is, selalu ada saja membuat kita terhibur dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Pengertain Passion dan Passion Saya di Indonesia

      Sering kita mendengar kata Passion, sebenarnya apa sih arti sesungguhnya dari Passion. Bahkan ditempat kerjaan sekalipun, passion Anda apa? atau mungkin dalam diri sendiri kita sering bertanya: sebenarnya passion saya apa ya? hmm...                                   Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya.                         Passion adalah dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu.                         
     Contohnya saya sendiri passion saya ini condong ke berwirausaha terutama dibidang kuliner. Menjadi seorang Wirausaha bukanlah hal yang mudah, akan tetapi membutuhkan suatu pemikiran matang tentang rincian dan tujuan dari usaha tersebut. Pemikiran yang cermat tertuju pada usaha yang sangat dibutuhkan orang. Macam-macam kebutuhan seseorang memang berbeda-beda dalam hal konsumsi, tapi dalam hal kebutuhan pangan, seseorang khususnya orang Indonesia sama-sama mengkonsumsi nasi sebagai makan pokok. Dan usaha tersebut tertuju pada usaha rumah makan. Usaha rumah makan membutuhkan perhatian khusus dalam menjalankannya. Karena jenis usaha ini sangat sensitif terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen terhadap suatu rumah makan, akan mendatangkan dampak positif bagi berlangsungnya usaha rumah makan tersebut. Loyalitas konsumen terhadap suatu rumah makan menunjukan kecenderungan konsumen untuk melakukan kunjungan ulang dalam suatu periode tertentu.
     Bagi kalian yang sulit menemukan passion kalian  cara paling mudah untuk menemukan passion menurut saya adalah berani jujur dalam mengenali diri sendiri. Coba kita tengok, Casey Stoner seorang juara dunia MotoGP. Ia merintis karirnya dari bawah hingga mencapai level tertinggi balap motor MotoGP. Apa berarti passion pemuda asal Australia ini adalah “menjadi seorang pembalap MotoGP”? Ternyata ia berhenti di tahun 2012 ketika ia baru berusia 26 tahun. Kendati telah berhenti ia beberapa kali aktif menjadi pembalap test ride tim honda. Ia pun juga bercita-cita mendirikan sekolah balap.                                                                                                                                                         Atau simak juga Legenda hidup MotoGP Valentino Rossi. Ia sudah 7 kali juara dunia MotoGP. Apa berarti passionnya sekedar “menjadi seorang pembalap MotoGP”? Meski masih aktif sebagai pembalap, Rossi kini sudah punya sekolah balap sendiri. Ia juga mendirikan tim balap miliknya sendiri dikelas lain. Rossi juga tercatat sebagai salah satu pembalap rally mobil yang pernah memenangi beberapa etape. Berulang kali ia pun menjajal mobil F1.
     Malah bukan tak mungkin kesempatan meraih kesuksesan menggeluti passion justru datang ketika kita sedang menjalankan kegiatan lain yang sama sekali tak berhubungan. Bisa jadi kawan yang kita temui untuk sekedar menghabiskan waktu bersama  justru orang yang kemudian menjadi partner dalam  passion kita ini.
     
      
     

     

     

Tokoh Pewayangan Batara Bayu

Latar Belakang

Batara Bayu atau Pawana dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (dalam sansekerta adalah Vanyu) atau angin (dalam sansekerta pavana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.

Dewa dalam agama Hindu ini diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku Pancanaka".





             
                          
KELUARGA BATARA BAYU

Tempat tinggal : Kayangan Pangwalung 
Ayah                : Batara Guru
Ibu                   : Dewi Uma
Istri                  : Dewi Sumi

Golongan yang termasuk putera Dewa Bayu adalah :
1. Batara Bayu
2. Hanuman
3. Wrekodara Wil Jajalpaweka
4. Liman Setubendu
5. Sarpa Nagakuwara
6. Garudha Mahambira
7. Begawan Maenka

Dan Batara Bayu mempunya kesaktian yakni kesaktian angin dan ia menjadi dewanya hewan, raksasa, dan juga manusia.

Batara Bayu pernah menjadi raja di Mayapada di negara Medanggora, bergelar prabu Bhima. Pada ceritera Pedalangan dalam lakon Bhima Bungkus di situ terlukis putera Pandu yang masih berada dalam keadaan terbungkus, sebelum sang bayi berwujud sebagai layaknya bayi biasa, Batara Bayu masuk kedalam bungkus sang bayi dan memberinya busana seorang kesatria.

PENCAK SILAT PADJADJARAN NASIONAL

Latar Belakang
    Perguruan Pencak Silat Padjadjaran Nasional didirikan pada tanggal 12 Desember 1928 di desa Sukaraja kota Bogor. Pendirinya adalah K.H Raden Ahmad Karta Kusumah, kemudian diteruskan oleh Tubagus Muhammad Sidiq Sakrabrata. 



Aliran Yang dianut Dalam Pencak Silat Padjadjaran Nasional
1.Cimande
Gerak jurus tertua khas jawa barat yang sangat terkenal.

2.Cikalong
Adalah nama daerah, nama daerah yang terkenal dalam gerak jurusnya.

3.Syahbandar
Yakni nama ulama yaitu syekh Bandar yang menciptakan gerak jurus syahbandar. Pesilat pejuang Pitung asli rawa belong adalah salah satu murid dari syeh bandar.

4.Sera
Yakni artinya pasrah, dengan gerak jurus yang membiarkan lawan menyerang terlebih dahulu lalu dikembalikan dengan sangat cepat dan tepat hingga melumpuhkan lawan.

5.Depokan
Gerak jurus dengan permainan bawah yang tidak mudah dijangkaui oleh lawan.



Hal Yang Diharamkan didalam Padjadjaran Nasional 
1.Ujub
Yakni sikap yang sombong

2.Riya
Yakni prilaku pamer

3.Takabur
Yakni perkataan yang sombong



Arti Dan Warna Lambang Perguruan Pencak Silat Padjadjaran Nasional
                                     

Warna merah          : Berani

Warna putih            : Suci

Warna hitam           : Netral

Warna kuning         : Warna lambang Perguruan Padjadjaran Nasional

Kepala macan         : Lambang Perguruan Padjadjaran Nasional

Tujuh rantai             : Tujuh Janji Setia

Kembang manggis  : Lambang Kejujuran

Tali tambang           : Ikatan Tali Persaudaraan Perguruan Padjadjaran

Segi lima                 : Lima Aliran Yang dianut

Nama bogor di pita : Tempat Didirikannya Perguruan Pencak Silat Padjadjaran Nasional 



Metode Ajaran
    Terdapat 4 aspek yang diterapkan dalam latihan di Perguruan Pencak silat Padjadjaran Nasional :

1. Aspek Seni dan Budaya
2. Aspek Olah Raga
3. Aspek Beladiri
4. Aspek Mental dan Spiritual



Guru Besar yang Telah Almarhum:
1. Raden K.H. Ahmad Karta Kusumah
2. Raden Iing Ganda Lesmana
3. Raden Subarta
4. Raden Moh Yusuf
5. Tubagus Moh. Siddik Sakabrata



Perkembangan Pada Zaman Penjajahan

a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
    Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
    Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia.

b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
    Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.

c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
    Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
    Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.



Moto Perguruan
    Jika seorang pesilat memiliki rasa asih (kasih sayang), maka dia telah miliki budi pekerti (akhlak) yang baik dan jika sudah memiliki asih dan budi pekerti, maka dia harus bakti (mengamalkan), jika sudah memiliki rasa asih,budi pekerti, dan bakti, maka dia menjadi Sakti.