Minggu, 25 Desember 2016

Strategi Membangun Toleransi


            Menurut Said Agil  Husein al-Munawwar, Salah satu agenda besar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan membangun kesejahteraan hidup bersama seluruh warga Negara dan umat beragama.



Akhir-akhir ini, nilai-nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi, semboyan bhineka tunggal ika sudah mulai luntur dalam pemahaman dan pengamalan masyrakat. Ini bisa dilihat berbagai konflik yang terjadi diberbagai daerah seperti kasus Poso, Ambon, Sampang yang mengatas namakan agama atau kondisi social  yang berlindung dibalik symbol agama.  Konflik-konflik yang mengatas namakan agama ini bahkan menimbulkan  terjadinya disintegrasi  (perpecahan) bangsa.

Kecendrungan disintegrasi yang muncul belakangan ini disebabkan faktor yang sangat komplek. Masalah ketidak adilan bidang ekonomi, politik, sosial, agama, budaya, ikatan primordial dan lain sebagainya. Puncak dari semua kompleksitas permasalah yang terjadi di Indonesia, beberapa tahun belakang ini muncul kerusuhan diberbagai tempat diwilayah Indonesia, kerusuhan yang menimbukkan  korban harta benda dan jiwa, yang tidak kalah pentingnya adalah rusaknya hormonisasi kehidupan masyarakat  yang telah terbentuk sekian lama.





PEMAHAMAN AGAMA DENGAN  BENAR

           

Menurut para  Ahli Ushul, ada lima prinsip dasar agama yang harus dipahami dengan benar  oleh setiap individu untuk tidak menimbulkan salah interpretasi (pemahaman) terhadap ajaran agama yang dianutnya. Adapun lima prinsip agama itu yaitu 1). Memelihara agama (hifdz ad-din), 2). Memelihara Jiwa (Hifdz al-nafs), 3), Memelihara keturunan (hifdz al-nasl, 4). Memelihara harta (hifz al-Mal) dan 5). Memelihara akal (Hifdz al-Aql)[3]. Lima nilai ini dianggap sebagai nilai-nilai universal yang ditemui disemua agama.

Memahami dengan benar prinsip-prinsip agama yang dikemukan di atas, akan menghasilkan aplikasi nilai-nilai keagamaan, baik syariat, ibadah, muamalah maupun sosial dalam kontek agama dengan benar. Pemahaman tentang prinsip dasar agama dengan benar  akan mengantar setiap individu untuk menjaga dan memelihara, sebab sifat dasar agama adalah bagaimana memelihara bukan memunculkan nilai-nilai kerusakan, baik rusaknya jiwa, badan, hubungan maupun keturuan dan harta benda.



KERUKUNAN DAN TOLERANSI HIDUP BERAGAMA

            Istilah toleransi berasal dari bahasa inggris,  yaitu “tolerence” berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang  lain tanpa memerlukan persetujuan. Toleransi  dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada: setiap  agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan sistem dan tata cara sendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung orang yang memeluknya atas dasar itu, maka  toleransi dalam pergaulan hidud antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan  perwujudan sikap keberagaman pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama, dalam masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.

Agama  tidak pernah berhenti dalam mengatur  tata kehidupan manusia, karena  itu kerukunan dan toleransi antar umat beragama: bukan  sekedar hidup berdampingan yang  pasif saja, akan lebih dari itu; untuk berbuat baik dan berlaku adil antara satu sama lain. Bagi Umat Islam dan pemuluk agama lainnya, seyogianya  perbedaan agama jangan  sampai menghalangi untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap manusia tanpa diskiriminasi agama dan kepercayaan.



TANTANGAN ERA MEDSOS

            Membangun toleransi antar umat beragama pada era teknologi informasi seperti saat ini bukan hal mudah. Setiap saat arus informasi bergerak dengan deras dari sumber-sumber informasi sampai ke penerimanya. Melahap apa saja yang disajikan media telah menjadi gaya hidup masyarakat kita. Informasi itu sendiri sebenarnya bersifat netral, namun setelah melewati media dan kepentingannya, apalagi sampai ke penerima tanpa filter logika yang baik, informasi bisa jadi terdistorsi.

Idealnya pembaca harus menelusuri kata demi kata dalam berita atau artikel memahami informasi yang disajikan dengan baik. Sayangnya, masyarakat kita cenderung suka menekan tombol share tanpa membaca artikelnya terlebih dahulu, ditambah lagi dengan komentar yang emosional. Padahal judul berita bukanlah informasinya, melainkan potongan informasi.

Ini berlaku pula untuk informasi yang terkait dengan isu-isu agama. Saat muncul berita tentang Masjid yang terbakar, pembaca cenderung memiliki mindset kalau pelakunya orang-orang yang beragama Kristen. Begitu pula sebaliknya, saat ada yang melempar bahan peledak ke gereja, orang akan berpandangan bahwa pelakunya adalah orang-orang yang beragama islam.

Padahal belum tentu seperti itu. Kalaupun benar pelaku adalah orang yang memiliki agama berbeda, sekali lagi agama hanyalah identitas, tidak menjamin keimanan seseorang. Dan oknum yang bersangkutan sama sekali bukan representasi seluruh umat agama yang dianutnya.

           

TOLERANSI DI DUNIA MAYA

            Kita bisa belajar mengembangkan semangat toleransi yang sama pada dunia maya. Karakteristik dunia maya yang kemudian menjadi tantangan bagi kita adalah sifatnya yang terbuka nyaris tanpa sekat ruang dan waktu. Peluang setiap orang untuk memberi, meneruskan, menerima dan menanggapi informasi sama besarnya. Dengan demikian ruang untuk “dialog” terbuka sangat lebar dan peluang dialog berjalan konstruktif maupun destruktif juga sama besarnya. Hanya saja seperti yang sudah saya sampaikan di atas, topik terkait agama di dunia maya cenderung berkembang menjadi pembicaraan yang destruktif.

Oleh karena itu salah satu strategi membangun toleransi pada dunia maya adalah dengan meminimalkan peluang hadirnya informasi yang dapat menimbulkan sikap intoleransi.

Dalam hal ini, ada tiga pihak yang memiliki peranan paling penting yaitu masyarakat, pemilik portal dan pemerintah sebagai regulator.



STRATEGI - STRATEGI YANG TEPAT UNTUK MEMBANGUN TOLERANSI DIANTARANYA ADALAH :

A. Memperkuat Tali Persaudaraan


Persaudaraan akan terpecah belah apabila tidak adanya persaudaraan yang kokoh dan membawa perusuhan yang berakibat pertumpahan darah walaupun seaqidah. Persaudaraan perlu di bangun dan terus di pupuk demi tegagknya kebersamaan untuk menyapu seluruh penyakit yang menginggapi hati dan ruh persaudaraan. Tidaklah di katakana kuat manusia apabila tidak adanya persaudaraan diantara sesama manusia dan manusia dengan mahkluk yang lainya. Apakah tujuan dari pada persaudaraan ini?

Tujuan dalam membangun kebersamaan adalah mencapai suatu visi dan misi yakni meningkatkan spiritual untuk meunuju kepada arah yang sangat mulia yakni ridho Allah kepada mahkluknya. Dengan demikian tujuan dari pada membangun persaudaraan adalah membangun spiritual dan kekuatan berpikir untuk pembangunan baik itu mental dan kerakter manusia itu sendiri.



B. Menumbuhsikan sifat dan sikap toleransi

Dengan menumbuhkan sifat dan sikap toleransi akan membawa ketenagan dan ketentraman sesama manusia. Mengapa toleransi perlu di bangun dalam kehidupan sehari-hari baik itu di dalam lingkungan rumah tangga maupun dalam lingkungan masyarakat luas. Tentu jawabanya adalah karena manusia di ciptakan Allah dengan berbagai ragam sikap dan watak yang berbeda-beda. Rambut boleh sama warnanya dan proses kelahiranya juga sama berasal dari air. Namun dari semua itu manusia memiliki visi dan sikap yang berbeda-beda bahkan memiliki pendapat yang berbeda-beda.

Jika tidak ada sikap toleransi sementara pendapat setiap orang berbeda-beda akan menimbiulkan komplik dan berakhir dengan kericuhan dan kekacauan sehingga tujuan dan misi dari pada pembangunan tidak akan tercapai yang ada hanyalah komplik antara sesame manusia itu sendiri baik itu dalam satu golongan itu sendiri maupun akan terjadi peperangan dengan kelompok yang lainya.

Dengan demikian berarti membangun kebersamaan di perlukan sikaf dan sifat toleransi yang tinggi dengan tujuan dapat membangun cita-cita mulia yakni meningkatkan spiritual dan intelektual. Spiritual dibangun dalam pembangunan dengan tujuan yakni melahirkan sekelompok manusia yang yang berpikir pembangunan (positif) dan berwawasan ketuhanan yang dapat membawa sekelompok manusia yang lainya berkembang dengan lebih maju sehingga kedamaian dan kejayaan manusia dapat terwujudkan.

Intelektual di bangnun untuk melahirkan manusia-manusia yang berpikiran pembangunan dan berwawswan pembaharuan demi menciptakan budaya berpikir cemerlang dan mewujudkan manusia yang cinta dengan ilmu pengetahuan untuk menuju ridho tuhan yang maha esa (Allah). Dengan demikian berarti pembangunan membutuhkan intelektual yang yang cemerlang dan dapat di pertanggung jawabkan baik itu di hadapan mansuia maupun di hadapan tuhan yang maha adil perhitunganya.



C. Menyatukan budaya keragaman yang berbeda menjadi satu

Tentunya manusia lahir telah membawa suatu budaya, dan budaya itu berbeda-beda baik itu dari ras maupun warna kulit. Setiap Negara memiliki budaya yang berbeda-beda dan perpedaan itu lahir berdasarkan situasi dan kondisi alam yang berbeda-beda. Lahirnya budaya demikian menjadi kebiasaan yang mengakar menjadi budaya dan kebiasaan yang sulit untuk di rubah. Contoh, negara yang curah hujan saljunya tinggi tentu membawa budaya agar membuat minuman  yang dapat menghangatkan badan yakni miras. Minuman ini dengan alasan dapat menjaga kesehatan sehingga pemerintahpun menghalalkan minuman tersebut demi kesehatan. 

Namun sayang, kebiasaan atau kebudayaan ini di ikuti oleh Negara yang beriklim panas, sehingga miras hanya di budayakan untuk kegagahan dan ketenagan berpikir bukan untuk kesahatan atau menghangatkan badan. Budaya inilah yang menjadi pertantangan sehingga dapat membuat problem bagi yang tidak meminumanya. Komplik yang timbul dari budaya ini adalah komplik budaya yang mengakar di dalam tubuh umat islam sehingga di dalam tubuh umat islam jadi pecah dan islam menjadi rusak.

Dengan budaya yang sedemikian rupa merasuk di dalam tubuh keluraga maupun organisasi yang dapat memecah belah kekuatan oraganisasi dalam membangun kebersamaan untuk meningkatkan spiritual dan intelektual. Dengan cara apakah menyatukan budaya yang berbeda-beda tersebut.

Jawaban yang paling tepat adalah kembali kepada al-qur’an dan assunah yakni dengan mengikuti ahklak dan budaya Nabi Muhammad Saw  yang budayanya adalah budaya qur’ani. Dengan demikian maka akan terbentuklah organisasi untuk membangun kebersamaan  dalam meningkatkan intelektual dan spiritual dalam kebersamaan.



MEMBANGUN KEBERSAMAAN DALAM MENINGKATKAN INTELEKTUAL

            Manusia lahir penuh dengan berbagai masalah dan masalah itu bukan berarti manusia harus lari darinya akan tetapi masalah itu harus di hadapai dengan sikap yang sigap dan kemampuan otak untuk menganalisis berdasarkan manfaat dan tujuanya. Imamah jamaah memerlukan kekuatan yang kuat dan kekuatan itu berdasarkan kerangka berpikir dan keberanian untuk bertindak. Seorang ulama atau seorang pemimpin yang memiliki intelektual yang tinggi akan membawa perubahan yang sangat siknifikan demi mencapai kejayaan dan membangun kebersamaan kebersamaan demi kesejahteraan.

Tidak dapat di bayangkan jika seorang ulama atau seorang pemimpin tidak memiliki intelektual yang tinggi untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat maupun jamaahnya. Kebersamaan akan mengalirkan ilmu yang bermanfaat yakni ilmu kerangka berpikir yang cemerlang di sertai kemampuan menganalisis problem yang sedang di hadapi baik itu problem umat maupun problem bangsa. Dengan kemampuan intelektual yang kuat akan dapat memberantas problem tersebut untuk di arahkan kepada arah yang lebih baik lagi serta menata kembali problem tersebut agar tidak terulang kembali.



KESIMPULAN

            Apapun jenis aktifitas manusia harus memiliki strategi agar mudah di capai dengan cepat dan tepat. Karena strategi adalah cara yang tepat dalam mengatasi suatu masalah. Kebersamaan dalam meningkatkan spiritual tentu tidak akan mudah tercapai jika tidak memiliki strategi yang tepat karena dengan strategi berarti memberikan cara atau sulusi yang tepat untuk memberikan perubahan pada ideologi.






Strategi Membangun Ketahanan Nasional

Latar Belakang

Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau  tujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul  energi baik yang positif maupun negatif  yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar negeri. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua situasi kondisi tadi, yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan untuk  membangun ketahanan nasional.
Energi positif biasanya disebut dengan daya dan upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Sedangakan energi negatif cenderung untuk menghambat dengan tujuan akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.
           
            Suatu negara harus mempunyai ketahanan nasional, karena seperti yang kita ketahui Indonesia bisa saja terancam dari dalam maupun dari luar negeri. contoh sederhananya banyak propinsi yang ingin memisahkan diri dari Indonesia seperti Aceh dengan organisasinya GAM ( Gerakan Aceh Merdeka), Bali dengan GBM-nya (Gerakan Bali Merdeka), Maluku dengan RMS-nya (Republik Maluku Selatan), Riau dengan Riau Merdeka, serta Papua dengan OPM nya (Organisasi Papau Merdeka)  dan masih banyak lagi seperti pengklaiman budaya, kerusuhan yang terjadi di daerah - daerah agama & ras. belum lagi gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau - pulau kecil yang termasuk berada di dekat wilayah NKRI.
Yang di maksud dengan ketahanan nasional yang harus kita punyai itu, yaitu ketahanan nasional yang berarti suatu kemampuan dalam menghadapi segala gangguan seperti tantangan,ancaman, hambatan yang secara langsung maupun tidak langsung yang bisa membahayakan negara. 
Ketahanan Nasional juga mempunyai ciri – ciri, asas, sifat -sifat, dan kedudukan & fungsinya serta konsepsi ketahanan nasional.

Ciri – ciri Ketahanan Nasional
            Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa guna menghadapi dan mengatasi tantangan dan hambatan dari luar maupun dalam negeri.
Prasyarat utama bagi negara berkembang.

Asas – Asas Ketahanan Nasional
·         Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu  
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).

·         Asas Mawas ke Dalam dan Asas Mawas Keluar
a)      Mawas ke Dalam : Bertujuan menumbuhkan hakikat,sifat dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai kemandirian untuk meningkatkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh
b)      Mawas ke Luar ; Bertujuan untuk mampu mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergangtungan dengan dunia internasional.

·         Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembangkan menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

Sifat – Sifat Ketahanan Nasional 
·         Manunggal
Ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

·         Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.

·         Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

·         Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan atagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan, moral dan kepribadian.


Kedudukan & Fungsi Ketahanan Nasional 
·         Kedudukan
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

·         Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional.


Konsepsi Ketahanan Nasional 
            Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Kita dapat melakukan / menerapkannya dengan cara yang sederhana.
·         Berkomunikasi / bersosialisasi
Dengan adanya komunikasi, maka akan terciptanya hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok terjalin dengan baik untuk mencapai ketahanan  nasional.

·         Mempunyai Moral 
Moral juga sangat membantu, dengan menerapkan moral harus bisa di tanamkan di dalam diri kita sendiri. sehingga dalam mempertahankan ketahanan nasional, pengaruh - pengaruh dari luar tidak dapat merusaknya. 




·         Membina kesadaran nasional dalam pemanfaatan kekayan nasional 
Kita pun juga harus bisa lebih pintar melihat atau membaca situasi yang terjadi di negara kita. maka dari itu harus adanya kesadaran diri dalam melakukan ketahanan nasional.

·         Mengembangkan ilmu pengetahuan & Teknologi
Begitu juga dengan perkembangan jaman kita, yang di kelilingi dengan teknologi. teknologi ini yang di gunakan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. sehingga pengetahuan kita dapat menemukan suatu solusi yang tepat & berguna di dalam ketahanan nasional


Ketahanan Nasional di Pulau-Pulau Terluar Indonesia
            Belum lepas dari benak kita mengenai peristiwa lepasnya kepulauan Sipadan dan Ligitan dari Indonesia. Dimana negara tetangga itu telah mengambil alih hak kedua pulau terluar tersebut, hal ini diakibatkan dari kurangnya kemauan dan keusahaan pemerintah untuk menjaga dan melindungi kedaulatan pulau – pulau terluar yang memang sudah jelas – jelas berada di Indonesia sehingga menyebabkan terlepasnya kedua pulau tersebut ke tangan orang asing. Sungguh disayangkan begitu memprihatinkan kondisi kepemerintahan ini sehingga banyak pulau – pulau terluar sampai jatuh ke tangan negara tetangga karena ketidakpekaan warganya begitu minus.
Jumlah keseluruhan pulau di Indonesia dipastikan ± 17.506 yang diantaranya 92 pulau – pulau terluar.